5 Pemain Ini Gacor Pasca Pindah Posisi Bermain
Pemain yang memiliki bakat istimewa tidak sedikit yang gagal jadi pemain besar di sepakbola dunia. Ada banyak faktor yang mungkin jadi alasannya.
Boleh jadi, mereka gagal lantaran tak bermain di pos yang seharusnya. Pemain muda seringkali memilih pos yang pas dengan idolanya, dan tetap bertahan disana. Apalagi, kadang mereka tak mempunyai bakal yang cukup guna bermain di pos tersebut.
Benar kata orang, meninggalkan zona nyaman nyatanya memiliki kegunaan yang besar.
Berikut ini adalah 5 pemain yang bersinar di sepakbola dunia selepas memilih untuk berganti pos bermain, seperti dikutip dari Planet Football.
Thierry Henry
Thierry Henry tidak mampu memperlihatkan kualitasnya ketika membela Juventus, sehingga dia hanya bertahan satu musim disana. Bersama tim raksasa Serie A tersebut, Henry dimainkan menjadi penyerang sayap.
Beruntung bagi Henry, Arsene Wenger mengenal betul bahwa dirinya tak sewajarnya diposisikan sebagai penyerang sayap. Kemudian, dia memindahkan Henry ke pos penyerang utama dan langsung membuat dia jadi seorang legenda bersama Arsenal.
“Di saat itu, aku ingin bertemu dengan Wenger serta meminta untuk kembali di posisikan yang lebih ke pinggir. Kemudian, aku berkata pada diri sendiri jika aya wajib bereaksi, aku tak boleh gagal.”
“Untuk kedua kali hanya pada beberapa bulan selepas mendapat hal buruk selama di Turin,” ujar Henry.
Bastian Schweinsteiger
Final Piala Dunia 2014 jadi salah satu performa terbaik Schweinsteiger di ajang internasional. Dia berhasil membuat suporter Jerman melupakan Toni Kroos dan Sami Khedira yang justru kesulitan.
Schweinsteiger bertanding menghadapi pemain Argentina yang jadi lawan Jerman. Apalagi, kala itu Schweinsteiger tengah bermain menjadi gelandang tengah dan itu bukan posisi aslinya.
Selama 8 musim, Schweinsteiger menjalani karir sepakbolanya menjadi gelandang yang bermain sedikit melebar. Sedangkan ketika masih bersama Bayern Muenchen, lini tengah sering diisi Owen Hargreaves, Jens Jeremies, dan Michael Ballack.
Cristiano Ronaldo
Ronaldo diboyong Manchester United sebagai pemain sayap. Dia beroperasi di pos itu ketika masih membela Sporting CP.
Tapi, suatu saat Sir Alex Ferguson yang saat itu masih menjadi pelatih Setan Merah memposisikannya sebagai penyerang tengah. Sedangkan Wayne Rooney dan Carlos Tevez ditempatkan lebih melebar demi menunjang permainan Ronaldo.
Kini, Ronaldo dikenal menjadi salah seorang striker terbaik dunia. Total dia berhasil mencetak 450 gol dalam 438 laga disemua kompetisi bareng Real Madrid sebelum kemudian memilih Juventus pada 2018 lalu.
Andrea Pirlo
Ketika membahas tentang pengatur serangan terbaik dalam dunia sepakbola, sudah jelas sosok Andrea Pirlo tak bisa dilupakan begitu saja. Boleh dibilang, ia merupakan salah seorang deep lying playmaker terbaik di sejarah sepakbola.
Wajib diketahui, Pirlo baru melakoni peran itu ketika membela AC Milan. Sebelumnya, kala bermain dengan Reggina, Inter, dan Brescia, Pirlo berstatus sebagai trequartista.
Perbedaan posisi itu terbilang cukup mencolok, meskipun sama-sama mempunyai peran menjadi gelandang. Trequartista bermain di belakang penyerang, sedangkan deep lying playmaker midfielder bermain didepan kedua bek.
Gianluca Zambrota
Pada 1999 silam, Juventus memboyong Gianluca Zambrota. Saat itu dia terkenal menjadi penyerang sayap potensial ada negara Pizza itu.
Tapi, pada Piala Dunia 2002 silam membuat segalanya berubah. Zambrota mendapat cedera setelah Piala Dunia dan Juventus sudah menemukan pemain pengganti, yaitu Mauro Camoranesi.
Jelas Marcelo Lippi tak ingin pemain semacam Zambrotta hanya jadi cadangan. Oleh sebab itu, dia memberi tugas jadi bek sayap kepada Zambrota yang tetap dimainkan hingga dia pensiun.